1. Si Pitung
Kisah Si Pitung menggambarkan sosok pendekar Jakarta dalam menghadapi ketidakadilan yang ditimbulkan oleh penguasa Hindia Belanda pada masa itu.
Kisah ini diyakini nyata keberadaannya oleh para tokoh masyarakat Betawi terutama di daerah Kampung Marunda di mana terdapat Rumah dan Masjid lama.
Tempat Lahir
Si Pitung lahir di daerah Pengumben sebuah kampung di Rawabelong yang pada saat ini berada di sekitar lokasi Stasiun Kereta Api Palmerah. Ayahnya bernama Bung Piung dan ibunya bernama Mbak Pinah. Pitung menerima pendidikan di pesantren yang dipimpin oleh Haji Naipin (seorang pedagang kambing). Seperti yang dikisahkan dalam film Si Pitung (1970).
Nama Asli Si Pitung
Si Pitung merupakan nama panggilan asal kata dari Bahasa Jawa Pituan Pitulung (Kelompok Tujuh), kemudian nama panggilan ini menjadi Pitung. Nama asli Si Pitung sendiri adalah Salihun (Salihoen).
Kesaktian dan Kematian Si Pitung
Berdasarkan cerita legenda, Si Pitung dapat dibunuh oleh Belanda dengan beragam argumen tersebut diatas. Menurut Hindia Olanda (18-10-1893:2) sebelum ditangkap Pitung dalam keadaan rambut terpotong beberapa jam sebelum kematiannya pada hari Sabtu. Seperti yang diceritrakan oleh legenda bahwa kesaktian Si Pitung hilang akibat jimat-nya diambil orang (Versi Film Si Pitung Banteng Betawi), tetapi yang menarik versi lain menyatakan, bahwa Si Pitung dapat di-"lemahkan" jika dipotong rambut-nya. Berdasarkan koran Hidia Olanda tersebut dikatakan bahwa sebelum kematiannya Si Pitung telah dipotong rambutnya.
pemakaman si pitung
'pemakamannya cukup membuat kompeni kerepotan karena seluruh penduduk ingin menyaksikan seorang pahlawan yaang mereka cintai akan berpulang, begitu juga dengan ibunya yang sedari tadi menangis meratapi kepergian anaknya pemakaman segera berlangsung
pitung diangkut ke sebuah lubang liang lahat tempat peristirahatannya dan pakaiannya yang belum dilepas,oleh ibunya dilepas dan di tempelkan ke pipinya dengan amat sedih.
2. Mohammad Husni Thamrin
Mohammad Husni Thamrin (lahir di Sawah Besar, Jakarta, 16 Februari 1894 – meninggal di Jakarta, 11 Januari 1941 pada umur 46 tahun) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Ayahnya adalah seorang Belanda dengan ibu orang Betawi. Sejak kecil ia dirawat oleh pamannya dari pihak ibu karena ayahnya meninggal, sehingga ia tidak menyandang nama Belanda.[1]
Ia dikenal sebagai salah tokoh Betawi (dari organisasi Kaoem Betawi) yang pertama kali menjadi anggota Dewan Rakyat di Hindia Belanda (Volksraad), mewakili kelompok Inlanders. Sejak 1935 ia menjadi anggota Volksraad melalui Parindra. Beliau juga salah satu tokoh penting dalam dunia sepakbola Indonesia, karena beliau menyumbangkan dana sebesar 2000 Gulden pada tahun 1932 untuk mendirikan lapangan sepakbola khusus untuk rakyat Hindia Belanda (Indonesia) pribumi yang pertama kali di daerah Petojo, Batavia (Jakarta).
Kematiannya penuh dengan intrik politik yang kontroversial. Tiga hari sebelum kematiannya, ia ditahan tanpa alasan jelas. Menurut laporan resmi, ia dinyatakan bunuh diri namun ada dugaan ia dibunuh oleh petugas penjara. Jenazahnya dimakamkan di TPU Karet, Jakarta. Di saat pemakamannya, lebih dari 10000 pelayat mengantarnya yang kemudian berdemonstrasi menuntuk penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan dari Belanda.[2]
Namanya diabadikan sebagai salah satu jalan protokol di Jakarta dan proyek perbaikan kampung besar-besaran di Jakarta pada tahun 1970-an.
3. Ismail Marzuki
Ismail Marzuki (lahir di Kwitang, Senen, Batavia, 11 Mei 1914 – meninggal di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta, 25 Mei 1958 pada umur 44 tahun) adalah salah seorang komponis besar Indonesia. Namanya sekarang diabadikan sebagai suatu pusat seni di Jakarta yaitu Taman Ismail Marzuki (TIM) di kawasan Salemba, Jakarta Pusat.
Latar Belakang
smail Marzuki lahir dan besar di Jakarta dari keluarga Betawi.
4. Nasir
Nasir menggeluti dunia lenong dan topeng Betawi sejak berusia 14 tahun mewarisi profesi orang tuanya. Pada tahun 1970-an, Televisi Republik Indonesia menayangkan program lenong Betawi dengan pemeran Nasir dan beberapa tokoh lenong lainnya, yaitu Bokir, Siti, serta Anen. Nasir turut mendirikan kelompok Lenong dan Tari Topeng "Setia Warga" pimpinan Bokir, dan lalu mendirikan kelompok kesenian sejenis yang diberinya nama "Sinar Jaya".
Nasir dianggap konsisten menghidupkan budaya asli Betawi melalui kesenian lenong yang digelutinya. Mandra, aktor dan tokoh kesenian Betawi generasi setelah Nasir, menganggap Nasir sebagai senior di panggung lenong dan merupakan bapak tokoh-tokoh lenong dan topeng Betawi.
5. SM Ardan
Syahmardan, (lahir di Medan, 2 Februari 1932, meninggal di Jakarta, 26 November 2006), adalah sastrawan dan tokoh Betawi. Dia dikenal sebagai penyair, cerpenis, novelis, esais, dan penulis drama. Kebangkitan lenong, topeng Betawi, dan lain-lain tidak lepas dari tangannya.
Ardan yang pertama kali menggunakan dialek Betawi dalam karya sastra Indonesia. Barulah disusul Firman Muntaco, yang banyak banyak menulis sketsa-sketsa Betawi.
6. Rano Karno
Rano Karno (lahir di Jakarta, 8 Oktober 1960; umur 50 tahun) adalah seorang aktor Indonesia yang terkenal sebagai "Si Doel" dalam film sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Ayahnya adalah seorang aktor kawakan, Soekarno M. Noer. Selain itu dia juga mempunyai saudara kandung yang juga turut bermain film seperti Tino Karno dan Suti Karno. Ia pernah diwacanakan menjadi pendamping Fauzi Bowo sebagai wakil gubernur dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta tahun 2007. Pada Maret 2008, ia menjadi Wakil Bupati Tangerang untuk periode 2008-2013.
ia banyak mengangkat kehidupan masyarat betawi sehari-hari dalam filmnya seperti SI DOEL ANAK SEKOLAHAN, dan bermain bersama beberapa tokoh betawi besar lainnya seperti mandra, suti karno dan benyamin sueb.
5. Deddy Mizwar
Deddy Mizwar (lahir di Jakarta, 5 Maret 1955; umur 56 tahun) adalah seorang aktor senior dan sutradara Indonesia. Ia adalah Ketua Badan Pertimbangan Perfilman Nasional periode 2006-2009.
Deddy Mizwar (lahir di Jakarta, 5 Maret 1955; umur 56 tahun) adalah seorang aktor senior dan sutradara Indonesia. Ia adalah Ketua Badan Pertimbangan Perfilman Nasional periode 2006-2009.
Latar Belakang
Deddy adalah satu dari enam (sebetulnya tujuh, tetapi yang pertama meninggal karena lahir prematur) bersaudara hasil buah perkawinan H. Adrian Andres (Belanda-Bugis) dan Sun'ah (Bugis-Betawi) yang menikah pada tahun 1948.
mungkin banyak orang belum mengetahui bahwa sebenarnya deddy mizwar adalah seseorang yang memiliki darah betawi yang sangat kental. mungkin hal itu dikarenakan banyaknya peran yang ditampilkannya dalam peran-perannya difilm dan hasil karya yang berupa film lebih banyak menggangkat tema nusantara, tidak seperti rano karno yang sering mengangkat kehidupan masyarakat betawi.
6. Benyamin Sueb
Benyamin Sueb (lahir di Kemayoran, Jakarta, 5 Maret 1939 – meninggal 5 September 1995 pada umur 56 tahun) adalah pemeran, pelawak, sutradaradan penyanyi Indonesia. Benyamin menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film.
mungkin dari sekian nama yang ada diatas pasti anda setuju dengan pernyataan bahwa benyamin sueb merupakan seseorang yang paling identik dengan suku betawi, ya.. dia memang dikenal dekat dan sudah menjadi legenda bagi masyarakat betawi sampai saat ini. benyamin sueb merupakan seseorang dengan pribadi yang unik dan bersahaja, celotehnya yang ceplas ceplos khas masyarakat betawi menambah ketertarikan masyarakat kepadanya. selain itu juga benyamin sueb seorang yang multi talent dia banyak memunculkan ide-ide baru dalam setiap karya seninya, sampai saat ini pun karya-karya benyamin sueb masih banyak ditampilkan ditelevisi dan radio. terlebih lagi beliau memiliki sebuah radio yang sangat terkenal dijakarta Bens Radio yang setia menampilkan karya-karyanya. semenjak kematiannya radio tersebut diteruskan oleh anaknya sampai saat ini.